Menikah atau biasa disebut dengan walimah
menjadi sesuatu yang sangat istimewa bagi siapa pun yang merasa telah
siap membangun sebuah mahligai rumahtangga. Sebelum sampai pada hari-H
(walimah) ada beberapa proses yang tentunya harus dilewati oleh si calon
pengantin, salah satunya adalah hitbah atau pinangan.
Hitbah biasanya dilakukan setelah kedua
calon (akhwat dan ikhwan) setuju melanjutkan proses ta’aruf ke proses
selanjutnya. Biasanya dan memang sudah selayaknya jarak antara hitbah
dan walimah tidak terlalu jauh. Mengapa? Nah itulah inti dari catatan
saya kali ini ^_^
Baik si akhwat maupun si ikhwan, memiliki
prinsip yang sama yaitu TIDAK PACARAN. Karenanya mereka sama sekali
tidak melewati tahap yang biasa orang-orang sebut sebagai tahap
penjajakan. Pada tahap ini, tidak jarang dua orang yang melabelkan
hubungan mereka sebagai label pacaran melakukan hal-hal yang melanggar
aturan agama, dari gandengan sampai yang membuat perut sang wanita
membuncit.
Namun, tidak melewati tahap pacaran bukan
berarti si akhwat dan ikhwan bebas dari hal-hal yang bisa menodai
bersihnya hati. Di antara hitbah dan walimah, di situlah tempat Syetan
berupaya keras untuk menyusup. Mungkin si akhwat dan ikhwan berhasil
lolos dari jerat pacaran, tapi berhati-hatilah karena ada ujian lain
yang siap menanti.
Setelah hitbah kedua keluarga tentu akan
sibuk mempersiapkan acara walimah. Kedua keluarga harus saling
berhubungan dan membuat beberapa kesepakatan agar tidak terjadi tumpang
tindih nantinya. Dan di sinilah Syetan bekerja. Ia membisikkan
subhat-subhat pada keduanya untuk saling menghubungi. Awalnya mungkin
hanya sekedar membahas tentang persiapan walimah tapi lama-kelamaan
pembahasan mulai melenceng ke hal-hal yang lebih pribadi. Awalnya
mungkin hanya menanyakan tentang pendapat kedua keluarga, lama-kelamaan
malah menanyakan kabar, udah shalat atau belum, atau bentuk perhatian
lainnya.
Syetan tentu terus akan berbisik bahwa
semua hal tersebut adalah hal yang wajar, hal yang tidak mengapa
dilakukan dua orang yang akan menikah. Toh sebentar lagi kita menikah, toh sebentar lagi aku suaminya, toh sebentar lagi aku menjadi isterinya, dan
masih banyak lagi alasan-alasan yang menjadi pembenaran kedua calon
pengantin. Pada akhirnya, ketika syetan berhasil menyusup ke hati
kedunya, maka walimah yang dulu mereka harapkan, walimah yang murni
tanpa dinodai setitik dosa sirna sudah.
Begitulah kerja Syetan. Jika ia gagal
pada satu cara, maka ia akan mengambil cara yang lain. Jika mereka gagal
menjerumuskan kita pada pacaran, maka mereka akan mencoba menjantuhkan
kita di antara hitbah dan walimah, jeda waktu yang ujiannya jauh lebih
besar. Karenanya, berhati-hatilah bagi kalian yang sedang berada pada
tahap tersebut. Semoga Allah tetap menjaga hati-hati kita.
Dan sebagai seorang yang belum menikah,
saya tentu berharap; kelak ketika nanti saya menikah, saya ingin
pernikahan itu benar-benar suci dalam arti yang sebenar-benarnya ^_^
Sumber; http://nurhudayantisaleh.wordpress.com/2014/03/17/di-antara-hitbah-dan-walimah/